KepalaBKKBN Aceh: Jangan Tinggalkan Generasi Lemah Teuku Emy 11/02/17, 21:27 WIB Last Updated 2017-11-02T14:27:13Z Komentar [FOTO : Wasatha] WASATHA.COM-Kepala BKKBN Aceh, Drs. Sahidal Kastri, M.Pd mengatakan, keluarga yang tidak sejahtera dan tidak berkualitas merupakan ketakutan kita bersama.
“Perkaderan merupakan sumbu gerakan, tanpa adanya perkaderan sebuah gerakan tampak seperti paguyuban yang kadangkala harus bubar, karena ketiadaan regenerasi dan lenyapnya semangat kesukaan atau hobi yang menyatu”Dikutip dalam buku Genealogi Kaum Merah Salah satu kunci kenapa bisa bertahan eksisnya sebuah organisasi adalah stok ketersediaan terhadap kader. Sering kali kita melihat bahwa, banyaknya mati suri organisasi karena ketidakmampuan organisasi tersebut menangani aspek pengelolaan perkaderannya. Sebab itu, biasanya aspek perkaderan termasuk kebutuhan mendesak karena menyangkut keberlangsungan hidup dan regenerasi organisasi di masa depan. Begitu juga dalam Muhammadiyah, organisasi yang didirkan Ahmad Dahlan kurang lebih satu abad yang lalu, kenapa Muhammadiyah sampai hari ini masih survive dan tidak pernah kekurangan anggota karena menganggap perkaderan adalah sebuah hal yang penting. Itulah yang juga disampaikan Prof Mukti Ali bahwa baik dan buruknya organisasi Muhammadiyah yang akan datang itu dapat dilihat dari kualitas pendidikan kader yang sekarang ini dilakukan. Tafsir Ayat Jangan Meninggalkan Generasi yang Lemah! Perkaderan merupakan sunnahtullah yang tidak dapat kita sepelekan. Allah Swt memperingatkan bagi umat Islam agar memperhatikan anak keturunan generasi dibelakangnya. Dalam An-Nisa’ ayat 9 Allah Swt berfirman وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا – ٩ “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap kesejahteraannya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”. Mengenai asbabun nuzul terhadap ayat ini, Hasbie Ash-Shiddieqy memberikan komentarnya dalam Tafsir An-Nuur tentang Aus Bin Shamit yang meninggal dan meninggalkan seorang istri dengan tiga anak perempuannya. Namun, ia dan ketiga anak orang perempuannya terhalang mendapatkan harta warisan karena terhalang oleh dua orang anak pamannya saudara sekandung Aus. Istri Aus yang ditinggal tanpa memiliki harta lagi mengadu kepada Rasulullah Saw dan ketika ditanya oleh Rasul, mereka menjawab “ Ya Rasulullah, anak-anak itu masih kecil dan belum bisa menunggang kuda, serta belum mampu memikul beban.” Tidak lama kemudian turunlah ayat ini, yang menegaskan adanya hak memperoleh harta warisan bagi si istri dan anak-anak perempuan. Rasulullah bersabda “Jangan kamu bagi harta Aus, karena Allah menjelaskan ada bagian harta warisan untuk anaknya, namun belum ditentukan besarnya”. Asyaukani dalam tafsirnya Fathul Qadhir menafsirkan وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا , bahwa bila seorang meninggalkan para ahli waris dalam keadaan lemah tak berharta, maka baik baginya untuk meninggalkan hartanya bagi mereka agar tidak terpuruk. Dan hendaknya merasa khawatir jika anak-anak generasi kita selanjutnya itu akan sengsara sepeninggal mereka karena kepergian penanggung dan pemberi nafkah mereka. Senada dengan Buya Hamka memberikan tanggapan terhadap penafsiran ayat ini, bahwa hendaknya kita jangan sampai meninggalkan dzurriyah anak-cucu kelak hidup terlantar. Biarlah ada harta peninggalan yang akan mereka jadikan bekal penyambung hidup. Ini menjadi penegasan kepada kita semua agar mempersiapkan generasi penerus dibelakang kita. Jangan sampai ketika kita telah tiada, mereka tidak mampu mandiri menjalani hidupnya. Hal semacam ini yang tidak disukai Allah Swt. Quo Vadis Perkaderan Muhammadiyah Kader sering diartikan sebagai calon pemimpin yang akan menggantikan estafet kepemimpinan selanjutnya. Namun hal itu merupakan dalam hal pengertian sempit, yang diartikan oleh Djazman Al-Kindi―pendiri IMM dan disebut sebagai bapak perkaderan Muhammadiyah―kader menurutnya mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berat. Mengutip dalam bukunya Muhammadiyah Peran Kader dan Pembinaannya, seorang kader mempunyai tugas pokok untuk mengembangkan organisasi dan sekaligus menghindarkan ideologi dari kemungkinan distorsi. Karena itu, di samping dia harus aktif secara fisik, dia harus terus menerus mempelajari rumusan ideologi tersebut dalam kaitan dengan tugasnya di organisasi, beserta ilmu-ilmu pendukungnya. Menjadi kekhawatiran bagi pak Djazman adalah pengaruh dari luar outsider yang ingin merusak bangunan ideologi Muhammadiyah sendiri. Semua itu perlu menjadi perhatian, agar organisasi secara ideologis itu mantap dan mekanisme organisasinya berjalan dengan baik. Namun yang perlu dicatat terkadang perkembangan organisasi sering kali tidak dapat diimbangi oleh perkembangan kader, baik dalam mutu maupun jumlahnya. Karena itu, hendaknya menumbuhkan pada jiwa kader yang mampu mempertahankan eksistensi, menjagar kemurnian ide agar tidak mudah terjadinya distorsi atau menyimpangnya dari garis haluan tujuan organisasi. Tantangan bagi kader Muhammadiyah ke depan dalam peran fungsionalnya tidak sekedar mengganti generasi tua yang sudah uzur dan sekedar meneruskan progam amal usaha yang ada. Menurut Prof. Amien Rais rutinisasi dalam sebuah organisasi kader harus didobrak dan diganti dengan dinamisasi berpikir yang kreatif. Karena rutinisasi yang selama ini terjadi di organisasi-organisasi kader menyebabkan munculnya gejala kemandegan dan stagnasi gerakan. Perlunya merekonstruksi cara berpikir kader Muhammadiyah yang selama ini agaknya cenderung masih bersifat ekslusif. Problem seperti ini akan dapat diatasi, jika para kader Muhammadiyah memiliki cara pandang yang luas, inklusif dan terbuka dalam memahami setiap persoalan-persoalan yang dihadapi.
WakoMahyeldi Jangan Tinggalkan Generasi Yang Lemah. Wan Rais. 231 Kali Dilihat. 01 Mar 2019. Wan Rais. . Mahyeldi Ansharullah langsung jadi Khatib di Masjid Jamiatul Rahmah dan mengingatkan kepada para jemaah supaya tidak meninggalkan generasi yang lemah, yakni lemah fisik, lemah ekonomi, iman (akidah), ilmu pengetahuan dan akhlaknya.
Sumber QS.[4]. An Nisaa 9 Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. Kajian Anak adalah amanah, maka para orangtua harus bertanggungjawab penuh untuk mendidiknya, membimbingnya, dan mengarahkannya agar tidak menjadi anak-anak yang lemah. Generasi yang kuat lebih senangi oleh Allah dari pada generasi yang lemah. Untuk menjadikan anak-anak menjadi kuat caranya melalui pengajaran, pendidikan, dan pelatihan. Ajari anak-anak tentang ilmu agama, didiklah agar bermoral dan biasakanlah agar tidak canggung, ahli dan mahir. Kirimkanlah mereka ke lembaga yang patut untuk dipercaya. Bekali ilmu agama, ilmu memanah, berenang dan berkuda. Aplikasi ilmu agama adalah adil saat memimpin, tidak korupsi saat punya kewenangan, memikirkan anak buah atau rakyatnya saat berkuasa, jujur saat bicara dan saat bertindak. Aplikasi ilmu memanah adalah siap berburu dan perang, dan di zaman sekarang bisa diterjemahkan pandai mencari nafkah yang halal dan fokus terhadap suatu tujuan. Aplikasi ilmu berenang adalah siap mengarungi kehidupan yang penuh ketidakpastian dengan badan yang sehat dan senantiasa bugar. Sedangkan aplikasi ilmu berkuda, adalah memiliki kendaraan atau cara dalam melangkah agar lebih cepat sampai tujuan. Janganlah kawatir jika kita sudah bertakwa kepada Allah semua pasti akan didapatkan jika sudah kita ikhtiarkan sesuai dengan tuntunan-Nya. Kata kunci agar anak-anak tidak lemah adalah Pendidikan Agama, Pendidikan Teknologi, dan Aplikasi di lapangan hidup sehari-hari. Wallahu a’lam bishawab. Yogyakarta, Selasa, 4 Februari 2014. Teguh Sunaryo Motivator Religi Indonesia HP 085 643 383838 . ———————————————————————————-
Danhendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Post Views 108 Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti hadir di acara Liwetan Gawagis & Ulama Muda Pesantren Pondok Pesantren Mambaul Falah, Kabupaten Bandung. Foto dpd JAWA BARAT, — Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menegaskan jika seluruh elemen masyarakat harus memberikan perhatian untuk generasi yang akan datang. Menurut LaNyalla, bangsa ini tidak boleh mewariskan generasi yang lemah. Penekanan tersebut disampaikan LaNyalla saat memberikan orasi di acara Liwetan Gawagis & Ulama Muda Pesantren Pondok Pesantren Mambaul Falah, Kabupaten Bandung, Senin 12/9/2022 malam. Senator asal Jawa Timur itu mengatakan, Allah SWT sudah berfirman tentang pentingnya menyiapkan next generation. Karena itu saya sengaja tidak berpikir tentang next election, tetapi next generation. “Islam menganjurkan kita agar tidak meninggalkan atau membiarkan generasi setelah kita menjadi generasi yang lemah. Dimana menurut sejumlah Ulama ada empat kriteria generasi yang lemah itu,” tuturnya. Pertama, jangan meninggalkan generasi yang lemah akidah. Karena pertarungan masa depan adalah pertarungan akidah. Karena, generasi mendatang akan dihadapkan kepada kemajuan teknologi dan sekulerisme yang semakin kuat akibat dominasi materialisme. Kedua, jangan meninggalkan generasi yang lemah ibadah. Karena hukum materialisme akan semakin menguat. Sehingga ibadah akan dianggap menghambat proses materialisasi, atau pengejaran keuntungan dunia. Karena bagi mereka time is money. “Ketiga, jangan meninggalkan generasi yang lemah di bidang ilmu pengetahuan. Karena pertarungan masa depan dihadapkan kepada kompetisi berbasis latar belakang pendidikan dan keilmuan,” ujarnya. Dan keempat, jangan meninggalkan generasi yang lemah ekonominya. Atau terbelit dalam kemiskinan. Karena kemiskinan dekat dengan kekufuran. “Perintah agama ini sangat jelas. Tetapi hari ini kita dihadapkan kepada situasi dimana kita sebagai umat Islam, umat terbanyak, penduduk mayoritas, justru berada dalam lingkaran kemiskinan,” katanya. Dijelaskan LaNyalla, kemiskinan membuat masyarakat menjadi tertinggal dalam kualitas pendidikan. Menjadi terbatas dalam mengakses kesehatan. Menjadi terbelakang dalam penguasaan teknologi dan sains. “Akibatnya kita menjadi tidak kompetitif. Tidak menjadi epicentrum. Tetapi menjadi marginal atau terpinggirkan. Dan umat Islam menjadi mayoritas penerima BLT Menjadi mayoritas penerima Bansos. Artinya, ada yang salah dalam pengelolaan negara ini,” ulasnya. LaNyalla menambahkan, bangsa ini juga menghadapi ancaman penguasaan oleh bukan Orang Indonesia Asli melalui tiga tahapan. Yaitu Kuasai perekonomiannya. Kuasai politiknya. Dan terakhir, kuasai Presiden atau Wakil Presidennya. “Karena Undang-Undang Dasar hasil perubahan tahun 2002 telah mengubah Pasal 6 naskah asli Undang-Undang Dasar 1945 dengan menghapus kata “Asli” pada kalimat Presiden Indonesia ialah Orang Indonesia Asli’,” ujarnya. LaNyalla menjelaskan, jika tiga epicentrum penting tersebut sudah dikuasai oleh bukan Orang Indonesia Asli, maka kita semua tidak akan bisa apa-apa lagi. Kita akan tersingkir dan menjadi penduduk kelas bawah yang tidak kompeten, dan tidak mampu bersaing. “Karena Anda terbelit dalam kemiskinan. Dan lingkaran setan kemiskinan struktural inilah yang akan dilanggengkan,” terangnya. LaNyalla juga membahas fenomena Islamophobia. Dijelaskannya, Islamophobia semakin marak. “Padahal Sila Pertama dari Pancasila dan Pasal 29 dalam Konstitusi kita jelas-jelas mengatakan bahwa negara ini berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Mengapa ini semua terjadi? Jawabannya, karena bangsa sudah meninggalkan Pancasila sejak kita melakukan perubahan Konstitusi pada tahun 1999 hingga 2002 silam,” tuturnya. Diterangkannya, Profesor Kaelan dari UGM menerangkan jika sejak saat itu, kita telah menggunakan UUD baru, yaitu UUD 2002. Bukan lagi UUD 1945 yang disusun para pendiri bangsa. “Karena sangat jelas, Cita-Cita dan Tujuan Nasional yang terdapat dalam Pembukaan serta Pancasila sudah tidak nyambung lagi dengan isi Pasal-Pasal dalam Konstitusi. Isi pasal-pasal UUD 2002 justru merupakan penjabaran dari ideologi lain, yaitu Liberalisme dan Individualisme,” terangnya. Ideologi liberalisme dan individualisme, lanjutnya, adalah prasyarat dari tumbuh suburnya iklim kapitalisme dan sekularisme. Itulah yang semakin membuat bangsa ini karut marut, dan akan mewariskan generasi mayoritas yang lemah. Untuk itu LaNyalla mengajak semua pihak untuk kembali ke UUD 1945 naskah asli untuk kemudian disempurnakan melalui adendum. Sehingga tidak mengubah sistem demokrasi asli Indonesia, yaitu Demokrasi Pancasila. Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Manbaul Falah Kabupaten Bandung, Gus Ali Sururi mengatakan, pihaknya sangat salut dengan Ketua DPD, karena tidak pernah lelah menyambangi rakyat dan menemui rakyat dari provinsi ke provinsi. “Semuanya mendengarkan aspirasi kami. Langsung action mendorong aspirasi. Termasuk dari kami para gus dan ulama muda. Pak Nyalla juga sangat perduli pesantren, ini adalah sosok yang langka, mencintai santri. Kita doakan, segala hajat Pak Nyalla dikabulkan Allah,” ujarnya. Dalam acara tersebut, LaNyalla didampingi oleh Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifudin. Selain itu, hadir juga para ulama muda di antaranya adalah, Gus Zahrul Azhar atau Gus Heri Pengasuh Pesantren Darul Ulum Jombang, Gus Athoillah Yusuf Gus Aat Pengasuh PP Darul Arqom, Gus Ali Sururi Pengasuh PP Mambaul Falah, para Asparagus se-Jabar, Jateng dan Jatim, serta Koordinator Acara tersebut Gus Tamam alias Ahmad Tamamuddin. Rel/dpd
Oleh Fajri Syahiddinillah (Ketua PW IPM Jawa Barat) Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kota Depok. Gelar Peningkatakan Kapasitas dan kualitas pelajar muhammadiyah, melalui pelatihan kader muda taruna melati II (PKMTM II). Pelatihan yang dilaksanakan pada 20-22 November 2020 dengan metode hybride. Dalam artian 20 November 2020 menggunakan media zoom meting dan 21-22 November 2020,
Hasil pencarian tentang Jangan+tinggalkan+generasi+yang+lemah Jangan pedulikan omongan orang-orang kafir. Dan tinggalkan apa yang mereka datangkan. Setelah generasi Nûh, Kami menciptakan generasi lain, yaitu kaum 'Ad. Sesudah orang-orang pilihan itu, datanglah generasi-generasi yang tidak mengikuti petunjuk mereka....Generasi tersebut meninggalkan salat, tidak mau mengambil manfaat dan petunjuk dari salat serta bergelimang Jangan tinggalkan sikapmu yang berbeda dengan setiap orang yang banyak bersumpah, hina, banyak mencela..., suka menebar isu yang dapat memecah belah masyarakat, banyak menghalangi perbuatan baik, melampaui...lagi banyak dosa, keras hati dan kasar serta terkenal dengan kejahatannya, melebihi sifat-sifatnya yang Jangan tinggalkan sikapmu yang berbeda dengan setiap orang yang banyak bersumpah, hina, banyak mencela..., suka menebar isu yang dapat memecah belah masyarakat, banyak menghalangi perbuatan baik, melampaui...lagi banyak dosa, keras hati dan kasar serta terkenal dengan kejahatannya, melebihi sifat-sifatnya yang Jangan tinggalkan sikapmu yang berbeda dengan setiap orang yang banyak bersumpah, hina, banyak mencela..., suka menebar isu yang dapat memecah belah masyarakat, banyak menghalangi perbuatan baik, melampaui...lagi banyak dosa, keras hati dan kasar serta terkenal dengan kejahatannya, melebihi sifat-sifatnya yang Jangan tinggalkan sikapmu yang berbeda dengan setiap orang yang banyak bersumpah, hina, banyak mencela..., suka menebar isu yang dapat memecah belah masyarakat, banyak menghalangi perbuatan baik, melampaui...lagi banyak dosa, keras hati dan kasar serta terkenal dengan kejahatannya, melebihi sifat-sifatnya yang dan Kami binasakan kaum 'Aad dan Tsamud dan penduduk Rass dan banyak lagi generasi-generasi di antara Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab Taurat sesudah Kami binasakan generasi-generasi...yang terdahulu, untuk menjadi pelita bagi manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat. Jangan meninggalkan tempat tinggal kecuali jika ada kepentingan yang dibenarkan oleh Allah yang mengharuskan...Jangan memperlihatkan keindahan dan perhiasan kalian kepada kaum lelaki jika kalian berada di luar, seperti...yang pernah dilakukan oleh orang-orang Jahiliah dahulu....Laksanakan salat dengan sempurna, tunaikan zakat, laksanakan segala perintah Allah dan Rasul serta tinggalkan...segala yang dilarang. Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal...generasi itu telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah...Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai...mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi...yang lain. Mereka pun Kami abadikan dengan pujian yang baik di kalangan generasi yang datang setelahnya. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Rabb kami adalah Allah," kemudian mereka meneguhkan pendirian...mereka dalam ajaran tauhid dan lain-lainnya yang diwajibkan atas mereka maka malaikat akan turun kepada...mereka sewaktu mereka mati "Hendaknya kalian jangan merasa takut akan mati dan hal-hal yang sesudahnya...dan jangan pula kalian merasa sedih atas semua yang telah kalian tinggalkan, yaitu istri dan anak-anak...yang telah dijanjikan Allah kepada kalian. Janganlah kalian berdua lemah dalam menyampaikan risalah-Ku, dan jangan pula lalai untuk mengingat dan Setelah mereka, Kami menciptakan lagi beberapa generasi yang lain seperti kaum Shâlih, Lûth dan Syu'ayb Benarkanlah al-Qur'ân yang Aku turunkan untuk membenarkan kitab-kitab yang ada pada kalian, juga membenarkan...Jangan buru-buru mengingkari al-Qur'ân, karena dengan begitu kalian akan menjadi orang pertama yang mengingkarinya...Padahal, seharusnya kalian menjadi orang pertama yang mempercayainya....Jangan kalian tinggalkan ayat-ayat Allah untuk kemudian mengambil kesenangan hidup di dunia-yang sebenarnya Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan, Janganlah kalian lemah dalam menghadapi musuh, dan jangan mengajak mereka berdamai karena alasan takut Janganlah kamu merasa lemah dalam memerangi orang-orang kafir dan jangan pula bersedih hati atas...sesuatu musibah yang menimpa dirimu padahal kamu orang-orang yang tertinggi hingga mampu mengalahkan...mereka jika kamu orang-orang yang beriman maksudnya benar-benar beriman sedangkan yang menjadi jawab...syarat ialah apa yang ditunjukkan oleh makna kalimat-kalimat yang sebelumnya. Wahai Muhammad, jangan engkau penuhi seruan orang-orang kafir yang sombong hingga engkau mengusir orang-orang...Mukmin lemah yang selalu menyembah Allah dan hanya mengharapkan rida-Nya!...Jangan engkau perhatikan penindasan mereka terhadap orang-orang Mukmin!...Karena kamu tidak bertanggung jawab di hadapan Allah atas sesuatu yang mereka perbuat, sebagaimana mereka...Mukmin, maka engkau telah termasuk orang-orang yang lalim. Dan sesungguhnya Kami tinggalkan daripadanya satu tanda yang nyata bagi orang-orang yang berakal. Alangkah banyaknya taman yang mereka tinggalkan yaitu kebun-kebun dan mata air yang mengalir. Tidak perlu kamu bersuara keras, ataupun terlalu lemah....Jangan sampai kamu lupa berzikir pada Allah. Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih. Patutkah kamu menyembah Ba'l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang...yang melampaui batas". Selain itu, janganlah kalian merasa lemah lalu tidak berjuang dan berperang karena hal-hal yang menimpa...Jangan pula meratapi saudara-saudara kalian yang gugur!...Kalian, berkat dukungan Allah, keimanan, dan kekuatan kebenaran yang kalian bela, adalah lebih tinggi Allah, Dialah yang menciptakan kalian dari keadaan lemah yaitu dari air mani yang hina lagi lemah itu...kemudian Dia menjadikan kalian sesudah keadaan lemah yang lain yaitu masa kanak-kanak menjadi kuat...lemah kembali dan beruban lemah karena sudah tua dan rambut pun sudah putih....Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya ada yang lemah, yang kuat, yang muda, dan yang tua dan Dialah...Yang Maha Mengetahui mengatur makhluk-Nya lagi Maha Kuasa atas semua yang dikehendaki-Nya. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba yang belum dipungut...jika kamu orang-orang yang beriman. Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah keadaan...lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah kuat itu lemah kembali dan beruban....Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
Olehsebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar." "Setiap muslim telah diingatkan oleh Allah jangan sampai meninggalkan generasi penerus yang lemah. Kalau-kalau itu dibalik, maka perintahnya siapkan generasi penerus yang tangguh," kata Ketua PP Muhammadiyah ini, Ahad (25/4).
Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, usai shalat magrib berikan ceramah agama di Masjid Raya Maninjau, Jum’at 30/07/2021. Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan pembinaan generasi penerus. Salah satunya ditegaskan oleh Allah SWT di dalam Alquran, Surat An-Nisa ayat 9, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. “Itu makanya Presiden Sukarno pernah mengatakan Berikan 10 pemuda maka akan kuguncangkan dunia’. Ini menandakan pemuda adalah penerus bangsa,” ucap Buya Mahyeldi dalam tausiyahnya. Menurutnya, lemah yang dimaksudkan dalam ayat di atas menyangkut beberapa hal. “Yang utama adalah jangan sampai kita meninggalkan generasi penerus yang lemah akidah, ibadah, ilmu, dan ekonominya, Generasi penerus atau anak di sini, tidak hanya anak biologis, melainkan juga anak didik murid dan generasi muda Islam pada umumnya,” kata Buya Mahyeldi. Kenyataan itu, lanjutnya, dapat dilihat dari data yang menyatakan dalam waktu dekat ini, mulai Tahun 2021 sampai 2024, Indonesia akan menikmati suatu era yang langka yang disebut dengan Bonus Demografi. “Ini pernyataan Presiden Jokowi, Saya sangat setuju, dimana jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa Indonesia. Yaitu mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 297 juta jiwa,” terangnya. Bonus demografi menjadi windosw opportunity peluang yang sangat strategis bagi sebuah negara untuk dapat melakukan percepatan pembangunan ekonomi dengan dukungan ketersediaan sumber daya manusia usia produktif dalam jumlah yang cukup signifikan. “Kalau memang kita ingin anak kita berhasil dunia dan akhirat, maka kita harus memperhatikan ilmu dan keimanannya, berdasarkan Al-quran,” ujarnya. Ada 4 empat yang diperhatikan yaitu, Pertama, jangan sampai meninggalkan anak yang lemah akidahnya atau imannya. Akidah merupakan sumber kekuatan, kenyamanan dan kebahagiaan dalam hdup. Orang yg lemah akidahnya mudah sekali terkena virus syirik dan munafik. Hidupnya mudah terombang-ambil, tidak teguh pendirian. Ia pun bisa gampang menggadaikan iman. “Yang pertama ditekankan adalah soal akidah, yakni janganlah engkau mempersekutukan Allah’. berpedomanlah dengan Al-quran,” paparnya. Kedua, jangan sampai meninggalkan anak yang lemah ibadahnya. Orang yang istiqomah dalam ibadahnya, Insya Allah akan bahagia dan punya pegangan dalam hidupnya. Ia tidak mudah terintervensi oleh orang lain. “Sebaliknya, orang yang lemah ibadahnya atau menyia-nyiakan ibadah, maka hidupnya tidak akan bahagia. Ia pun mudah diintervensi orang lain,” tuturnya. Ketiga, jangan sampai meninggalkan anak yang lemah ilmunya. Islam sangat menekankan pentingnya ilmu pengetahuan. Rasulullah menegaskan dalam salah satu hadistnya, “Tidak ada kebaikan kecuali pada dua kelompok, yaitu orang yang mengajarkan ilmu dan orang yang mempelajari ilmu’,” ujarnya. Keempat, jangan meninggalkan generasi yang lemah ekonominya. “Orang tua perlu menyiapkan generasi yang kuat secara ekonomi, agar hidupnya tidak menjadi beban bagi orang lain,” ingatnya. Orang tua tidak meninggalkan generasi yang lemah secara ekonomi. Hadis ini pun menjadi dalil dalam pemberian wasiat, yakni harta yang diwasiatkan untuk disedekahkan, maksimal sepertiga dari total harta warisan. Selain itu, Buya Mahyeldi juga menyampaikan, bahwa Indonesia Merdeka yang dirasakan saat ini tidak luput dari hasil jerih payah para ulama dan santri. Mereka berjuang rela kehilangan harta, kedudukan, bahkan nyawa sekalipun demi Indonesia merdeka. “Tanpa keterlibatan ulama, kiai dan santri, mustahil negara ini merdeka. Karena berkat jasa beliau-beliaulah bangsa kita berhasil merebut kemerdekaan,” ucapnya. Bahkan bisa dilihat dari UUD 1945, dalam kalimat “Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.” Patut kita kiranya mengenang para pejuang dan pahlawan kemerdekaan. Terutama mengingatkan kembali jasa-jasa ulama terdahulu dan para santrinya. Sejarah, lambat laun makin dikubur. Bahkan, terus dibelokkan. Padahal kemerdekaan Indonesia ditopang perjuangan kaum santri dan barisan Kiai yang menyelamatkan negeri. “Untuk itu, marilah kita rapatkan shaf bersatu padu dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ujarnya “Kita berharap masyarakat Sumbar dapat memberikan contoh kebaikan dalam gerakkan mari vaksinasi dan disiplin menerapkan protokol kesehatan,” tutupnya. Red/ADPIM SUMBAR
JanganMeninggalkanGenerasiyangLemah #UstadAlyMuhammad #MasjidAlMuhajirin #GadingJuntiAsri
Agam, Scientia – Gubernur Sumatera Barat Buya H. Mahyeldi Ansharullah menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Taqwa Muhammadiyah Sitalang Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Jumat 22/10/2021. Pada kesempatan itu Gubernur mengingatkan para orang tua agar jangan sampai meninggalkan generasi keturunan dalam keadaan lemah. Hal ini sesuai dengan pesan Allah dalam Al Quran dalam Surat an-Nisa 9. “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar,” ujarnya. Buya Mahyeldi mengatakan, bahwa ayat ini adalah peringatan terhadap kalangan orang tua untuk menunaikan tanggungjawab kepada anaknya. Orang tua adalah pilar dan penanggung jawab utama pendidikan anak. Keluarga adalah al-Madrasah al-Uula sekolah pertama dan utama. Orang tua khususnya Ibu adalah Guru Utama dalam mendidik anak dalam keluarga. Adapun “Lemah” yang dimaksud Buya adalah Lemah Akidah, Lemah Ibadah, Lemah Ilmu dan Lemah Ekonomi. Hal ini yang akan membuat umat Islam mudah jatuh dan hilang keyakinannya terhadap Allah SWT. “Untuk itu, orang tua harus bisa berikan pendidikan agama, keyakinan dan bekerja keras menyiapkan jalan penghidupan yang layak,” ujarnya. Terkait keempat lemah itu, Buya Mahyeldi menjelaskan, Lemah Akidah yaitu keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan, tidak ada Tuhan selain Dia. Dan keyakinan inilah yang tidak boleh lemah pada generasi muda. “Apabila lemah mereka melakukan perbuatan syirik. Karena syirik itu adalah lawan daripada akidah Islam yang tauhid. Perbuat syirik merupakan dosa besar, jangan sampai kita masuk ke dalamnya,” katanya. Lemah Ibadah yaitu tidak melakukan sholat, dzikir, qira’atul quran dan lain sebagainya. Maka generasi kita tidak boleh lemah yaitu malas untuk ibadah. Kemudian untuk Lemah Ilmu pengetahuan merupakan jalan manusia untuk bisa berkembang dalam menapaki kehidupan di dunia ini. Tanpa ilmu manusia akan sangat sulit menjalani hidup dan kehidupan, bahkan bisa dikatakan hidup miskin dan terbelakang. “Karena dunia harus didapat dengan ilmu, akhirat harus diraih pula dengan ilmu. Untuk mendapatkan keduanya diperlukan pula ilmu. Nah, jika generasi kita tidak dibekali dengan ilmu, maka mereka akan tertinggal peradaban dunia dan jauh dari akhirat. Selanjutnya Lemah Ekonomi yaitu, ekonomi sangat erat hubungannya dengan kepemilikan harta dan kekayaan serta usaha kerja. Kuat di sini adalah kuat secara ketahanan perekonomian manusia itu sendiri. Jangan sampai generasi yang jatuh miskin karena menggantungkan hidupnya dari belas kasih orang lain, tidak mandiri dan berdikari dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. “Karena orang mukmin yang kuat lebih dicintai Allah dari mukmin yang lemah”. Demikian Hadits Nabi Saw. Tapi, apakah warisan harta saja sudah cukup? Tentu saja tidak,” tuturnya. Gubernur tekankan, warisan yang lebih utama adalah iman akidah yang kuat, ilmu pengetahuan, ketaatan beribadah dan akhlak karimah. Hadir dalam acara tersebut Ketua Komisi II DPRD Agam Rizki Abdillah Fadhal, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam Drs. Isra, M,Pd, Camat Ampek Nagari Roza Syafdefiianti, Wali Nagari Sitalang, Niniak Mamak, Cadiak Pandai Bundo Kanduang dan tokoh masyarakat Sitalang. nov
Langkahselanjutnya kata wagub, setelah anak tumbuh berkembang ajarilah yang baik dengan nilai-nilai agama dan ilmu pengetahuan, sehingga kelak akan menjadi manusia-manusia yang cerdas dan taat kepada tuhannya. Tuntutan Al-Quran untuk tidak meninggalkan generasi bodoh, saat ini telah dilaksanakan oleh PPAY Al-Amal.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Generasi Seperti Apa yang Akan Kita Tinggalkan Nanti?Setiap kali melihat wajah anak-anak didik saya di Taman Kanak-kanak dan TPQ, di dalam pikiran saya selalu terbayang satu pertanyaanGenerasi seperti apa yang akan saya tinggalkan nanti? Di era yang serba materialistis ini, kebanyakan orang tua khawatir dengan masa depan dunia anaknya. Pertanyaan yang membayang di benak para orangtua sekarang ini hampir selalu berkisarApa yang akan mereka makan nanti?Bagaimana dengan pekerjaan mereka kelak? Kekhawatiran semacam ini akhirnya memicu orangtua memaksa anak-anaknya untuk belajar ini dan itu, menguasai keterampilan ini dan itu. Seolah-olah semua hal tentang masa depan anak-anak kita hanya tentang materi dan harta untuknya. Inilah yang kemudian membuat anak-anak kita menjadi serba materialistis, konsumtif dan cenderung tidak salah bila kita mengkhawatirkan masa depan dunia anak-anak. Allah sendiri memerintahkan kita untuk tidak meninggalkan generasi yang lemah, sebagaimana firman-Nya di dalam surah An-Nisa ayat 9Dan hendaklah takut kepada Allah, orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka QS. An-Nisa, 4 9.Rasulullah Saw juga meminta para sahabatnya untuk jangan sampai meninggalkan keluarganya dalam keadaan fakir miskin, karena hal ini akan melemahkan iman mereka. Degradasi Moral Membayangi Generasi Masa Kini Anak-anak lemah, sebagaimana yang dimaksud di dalam surah An-Nisa ayat 9 tersebut, bukan hanya lemah secara finansial. Kuat finansial hanya akan mampu memenuhi kebutuhan dasar. Kuat finansial tidak akan dapat menjamin kesejahteraan hidup apabila tidak ada dasar karakter yang kuat yang dimaksud dengan anak-anak lemah di sini adalah generasi yang karakternya lemah. Generasi yang tidak memiliki akar keimanan yang kuat dan menghujam dalam. Anak-anak yang akidahnya tidak lurus, akhlaknya bobrok, dan setiap pemikirannya tidak didasari ilmu generasi yang sekarang ini sudah banyak kita saksikan dengan mata kepala sendiri. Anak-anak yang kecanduan gim online, TikTok dan YouTube. Para pemuda yang lebih mementingkan viralitas daripada adab dan kesopanan. Anak-anak yang matang sebelum waktunya akibat paparan tayangan-tayangan khusus dewasa. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya
JanganMeninggalkan Generasi yang Lemah. Selain itu, K.H. Ma'ruf Amin juga mengatakan bahwa umat Islam tidak boleh meninggalkan generasi yang lemah. Segeralah membentuk generasi yang kuat dalam pendidikannya. Kaderisasi harus segera dilakukan untuk mempersiapkan para ulama dan tokoh bangsa terbaik di masa depan.
Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS kiri TangselMedia – Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan pembinaan generasi penerus. Salah satunya ditegaskan oleh Allah SWT di dalam Alquran, Surat An-Nisa ayat 9, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” Menurut Guru Besar Agama Islam IPB Bogor, Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS, lemah yang dimaksudkan dalam ayat di atas menyangkut beberapa hal. “Yang utama adalah jangan sampai kita meninggalkan generasi penerus yang lemah akidah, ibadah, ilmu, dan ekonominya, Generasi penerus atau anak di sini, tidak hanya anak biologis, melainkan juga anak didik murid dan generasi muda Islam pada umumnya,” ujar Kiai Didin saat mengisi pengajian guru-guru Sekolah Bosowa Bina Insani SBBI di Masjid Al Ikhlas Bosowa Bina Insani, Bogor, Jawa Barat, Jumat 12/7/2019. Pertama, jangan sampai meninggalkan anak yang lemah akidahnya atau imannya. “Akidah merupakan sumber kekuatan, kenyamanan dan kebahagiaan dalam hdup. Orang yg lemah akidahnya mudah sekali terkena virus syirik dan munafik. Hidupnya mudah terombang-ambil, tidak teguh pendirian. Ia pun bisa gampang menggadaikan iman,” ujar direktur Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun UIKA Bogor, dalam rilis SBBI yang diterima Jumat 12/7/2019. Hal ini pun dicontohkan oleh Luqmanul Hakim saat mendidik anak-ankanya Lihat QS Luqman. “Yang pertama ditekankan adalah soal akidah, yakni janganlah engkau mempersekutukan Allah’. Barulah kemudian Luqman membahas hal-hal yang lain kepada anak-anaknya,” paparnya. Kedua, jangan sampai meninggalkan anak yang lemah ibadahnya. Orang yang istiqomah dalam ibadahnya, insya Allah akan bahagia dan punya pegangan dalam hidupnya. Ia tidak mudah terintenvensi oleh orang lain. “Sebaliknya, orang yang lemah ibadahnya atau menyia-nyiakan ibadah, maka hidupnya tidak akan bahagia. Ia pun mudah diintervensi orang lain,” tuturnya. Ketiga, jangan sampai meninggalkan anak yang lemah ilmunya. “Islam sangat menekankan pentingnya ilmu pengetahuan. Rasulullah menegaskan dalam salah satu hadisnya, Tidak ada kebaikan kecuali pada dua kelompok, yaitu orang yang mengajarkan ilmu dan orang yang mempelajari ilmu’,” ujarnya. Kiai Didin menyebutkan, dalam pendidikan ada materi, metode, dan guru. “Metode lebih baik daripada materi. Guru lebih baik daripada metode. Semangat atau spirit guru lebih baik daripada guru itu sendiri,” paparnya. Keempat, jangan meninggalkan generasi yang lemah ekonominya. “Orang tua perlu menyiapkan generasi yang kuat secara ekonomi, agar hidupnya tidak menjadi beban bagi orang lain,” ujarnya. Kiai Didin menyebutkan, sebuah hadis yang menceritakan seorang lelaki punya seorang anak perempuan. Karena sangat bersemangat bersedekah, ia berniat menyedekahkan 100 persen hartanya, tapi Nabi melarangnya. Lalu, ia berniat menyedekahkan 50 persen hartanya. Hal itu pun masih dilarang. Akhirnya ketika dia berniat menyedekahkan sepertiga hartanya, barulah Nabi mengizinkan. “Dengan demikian, orang tua tadi tidak meninggalkan generasi yang lemah secara ekonomi. Hadis ini pun menjadi dalil dalam pemberian wasiat, yakni harta yang diwasiatkan untuk disedekahkan, maksimal sepertiga dari total harta warisan,” papar KH Didin Hafidhuddin. Post Views 460
y88Oh. am9b3lf63s.pages.dev/339am9b3lf63s.pages.dev/381am9b3lf63s.pages.dev/80am9b3lf63s.pages.dev/429am9b3lf63s.pages.dev/463am9b3lf63s.pages.dev/23am9b3lf63s.pages.dev/47am9b3lf63s.pages.dev/249
jangan meninggalkan generasi yang lemah