Dibawah ini adalah beberapa contoh budaya lokal dan budaya yang bernuansa Islami: 1. Wayang. Kata âwayangâ menurut bahasa berarti âayang-ayangâ atau bayangan. Karena yang terlihat adalah bayangannya dalam kelir (tabir kain putih sebagai gelanggang permainan wayang). Bisa juga diberi penjelasan wayang adalah pertunjukkan yang disajikan
0% found this document useful 1 vote5K views3 pagesDescriptionCONTOH APRESIASI LUKISANOriginal TitleAPRESIASI LUKISANCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 1 vote5K views3 pagesApresiasi LukisanOriginal TitleAPRESIASI LUKISANJump to Page You are on page 1of 3Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
HasilDiskusi Apresiasi Seni. Rupa Tentang Basuki Abdullah Nama Anggota Arief Budiarto Dimas Andrianto Dimas Nurmantyas Dwiananda Baharudin F Giska Pramudya Adi P Nabia Abilla A. Diponegoro Memimpin Pertempuran Pada lukisan ini menampilkan sosok pangeran Diponegoro dengan pakaian dan memakai sorban dengan warna putih kecoklatan serta memakai senjata
Kalau mendengar kata-kata âApresiasi Karya Seniâ, kira-kira apa yang terlintas di benak Sobat Pijar? Apakah tindakan memuji karya seni? Atau hanya mengaguminya saja? Pemikiran tersebut tidak salah, kok. Apresiasi karya seni memang dapat diartikan sebagai bentuk pemberian apresiasi terhadap karya seni. Akan tetapi, apresiasi karya seni tidak hanya berisikan tulisan sekedar memuji karya seni saja. Terdapat beberapa hal yang perlu dimasukkan dalam apresiasi tersebut. Membahas apresiasi karya seni, terdapat beberapa jenis karya seni yang bisa menjadi objek apresiasi, salah satunya karya seni dua dimensi. Apa karya jenis dua dimensi itu dan apa saja contohnya? Simak penjelasan Pijar Belajar tentang karya seni dua dimensi, contoh, dan bentuk apresiasi karya seni dua dimensi. Pengertian Karya Seni Rupa Dua DimensiKarya seni rupa dua dimensi adalah suatu karya seni yang terbatas pada dua sisi saja, yaitu panjang dan lebar. Oleh karena itu, karya seni dua dimensi tidak memiliki ruang atau volume. Sebagian besar karya seni rupa dua dimensi berbentuk seni rupa murni, seperti lukisan dan arsiran. Karya dua dimensi tersebut juga memiliki tipe pembuatan dengan alat yang serupa, seperti pensil, kapur, arang, pensil, dan sebagainya. Seiring berkembangnya teknologi, karya seni dua dimensi pun ikut beradaptasi dan berpindah ke ranah seni digital. Contoh karya seni dua dimensi adalah bentuk ilustrasi gambar dan desain grafis. Tak hanya itu, beberapa contoh karya seni dua dimensi lainnya adalah grafiti, sketsa gambar, lukisan, gambar dengan pensil warna, dan sebagainya. Apa itu Apresiasi Seni?Kalau kita memahami dari makna katanya, apresiasi adalah penilaian penghargaan terhadap sesuatu Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia. Nah, berangkat dari makna tersebut, dapat disimpulkan bahwa apresiasi seni adalah penilaian atau penghargaan terhadap suatu karya seni. Tapi, apresiasi seni bukan hanya sekedar bilang karya ini bagus atau tidak, ya. Terdapat pembahasan terkait penilaian metode dan bahan pembuatan karya seni yang juga dibicarakan untuk membuat pembaca merasakan keindahan karya tersebut. Misalnya, seperti jenis cat apa yang digunakan atau bagaimana proses pembuatan dilaksanakan sehingga karya seni indah tersebut bisa tercipta. Penilaian terhadap unsur seni dan budaya dalam karya murni atau kontemporer juga penting untuk dibicarakan dalam apresiasi seni. Tujuan Apresiasi SeniApresiasi seni merupakan salah satu wadah yang tepat untuk penikmat seni memahami cerita di balik sebuah karya. Seperti bercermin, karya seni menjadi bentuk refleksi diri seorang seniman. Nah, apresiasi seni dalam hal ini bertujuan untuk membantumu memahami makna tersebut. Bayangkan saja, jika kamu melihat Lukisan Penangkapan Diponegoro karya Raden Saleh, kamu mungkin hanya akan menilai lukisan tersebut bagus saja. Padahal, di dalam lukisan tersebut ada banyak sekali nilai-nilai yang bisa diapresiasi, lho. Salah satunya seperti penggambaran ekspresi Pangeran Diponegoro yang dibuat mendongak ke atas sebagai lambang harga dirinya yang tinggi dan juga kepala tentara-tentara Belanda yang dibuat lebih besar sebagai lambang besar kepala. Menarik sekali, ya. Nah, dengan memasukkan penjelasan tersebut dalam apresiasi seni, penikmat seni pun menjadi lebih menghargai karya tersebut. Apresiasi Karya Seni Rupa 2 DimensiDalam membuat apresiasi karya seni rupa 2 dimensi, terdapat tiga jenis apresiasi seni yang bisa Sobat Pijar pilih. Kedua jenis apresiasi seni tersebut meliputi apresiasi empatik, apresiasi estetis, dan apresiasi kritis. Kita bahas satu per satu, yuk! 1. Apresiasi EmpatikSeperti namanya, apresiasi empatik merupakan jenis apresiasi yang mengedepankan rasa simpati. Apresiasi empatik juga bisa diartikan sebagai bentuk apresiasi yang berfokus pada perasaan yang tertuang pada suatu karya. Misalnya, kamu melihat sebuah lukisan bernuansa warna gelap dan hujan. Kira-kira apa bentuk perasaan yang hendak disampaikan seniman? Ya, mungkin perasaan yang hendak disampaikan adalah sedih dilihat dari pemilihan warna gelap yang bernuansa duka dan latar hujan yang seperti menangis. Nah, jika kamu membuat apresiasi empatik, cobalah untuk menyampaikan emosi dalam karya kepada pembaca. Kamu bisa mengaitkan emosi tersebut dengan unsur-unsur seni yang ada, mulai dari warna, goresan, bentuk, hingga ekspresi. 2. Apresiasi EstetisBerbeda dengan apresiasi empatik yang menekankan pada emosi pembuat karya, apresiasi estetis merupakan jenis apresiasi yang menekankan pada konsep atau metode dari setiap unsur yang ada dalam karya. Mulai dari peletakkan, komposisi bentuk, dan sebagainya. Contoh apresiasi seni rupa 2 dimensi jenis ini dapat dilihat dalam contoh berikut. Gambar di atas merupakan salah satu lukisan terkenal karya Edvard Munch yang berjudul The Scream. Jika kita lihat, lukisan tersebut memiliki komposisi yang aneh, ya, yaitu seperti bergelombang. Akan tetapi, dua pria di belakang objek utama memiliki komposisi yang normal dan tidak bergelombang. Nah, jika kamu ingin membuat apresiasi estetis, kamu dapat mencoba menjelaskan hal tersebut di dalam apresiasi senimu. Apakah komposisi gelombang tersebut menggambarkan teriakan seperti judulnya? Cobalah kamu cari tahu lagi, ya. 3. Apresiasi KritisJenis apresiasi seni yang terakhir adalah apresiasi kritis. Apresiasi kritis biasanya dilakukan oleh seseorang yang memang berprofesi sebagai kurator seni. Hal ini dikarenakan apresiasi atau penilaian yang diberikan biasanya jauh lebih mendalam dibandingkan apresiasi lainnya. Penilaian tersebut dilakukan dengan melihat unsur di dalam dan juga di luar karya. Unsur di dalam suatu karya meliputi komposisi, warna, unsur garis, dan sebagainya. Kemudian, unsur di luar karya sastra meliputi kepribadian senimannya, pengalamannya, hingga sejarah perkembangan pada masa karya dibuat. Baca juga 7 Tips Belajar Bahasa Inggris untuk Pemula___________________________________________________Seperti itulah kira-kira Sobat Pijar bentuk apresiasi seni. Semoga penjelasan di atas bisa membantu menjawab pertanyaanmu, ya! Jika kamu ingin tahu penjelasan banyak materi pelajaran lainnya, Pijar Belajar siap untuk jadi teman belajarmu! Yuk, coba download Pijar Belajar dan gunakan berbagai fiturnya. Dijamin, belajar pasti jadi lebih asik, deh! Referensi Buku Panduan Guru Seni Rupa, Bambang Subarnas & Lenny Djanurlia & Kemendikbud, 2021. Modul Seni Rupa Kelas XI KD Dan Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN, 2020. The Importance of Art Appreciation, Education World, What Is The Purpose Of Art, Eden Gallery, 2022.
Lukisanmerupakan sebuah hasil karya seni yang dimana dalam pembuatannya membutuhkan keahlian khusus dan kreatifitas tinggi untuk menghasilkan karya seni yang nantinya dapat dinikmati oleh banyak orang. 3. Kaligrafi jenis, teknik serta contoh seni rupa dua dimensi dan keterangannya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
Apresiasi karya seni rupa dua dimensi dimulai dari melihat sejenak suatu karya. Jika karya berhasil menarik perhatian kita, maka kita akan mulai memperhatikannya dengan lebih detail. Setelah itu akan muncul setidaknya satu pertanyaan atau pernyataan pada benak kita; âApa yang ingin dimaksud oleh pelukis?â atau âsaya sangat menyukai gambaran visual yang terdapat pada karya ituâ. Kita berada pada dunia tiga dimensi, oleh karena itu karya seni rupa dua dimensi akan memberikan dampak berbeda karena berwujud sesuatu yang tidak tampak sehari-hari. Ambil contoh lukisan, meskipun terdapat gambar yang mirip dengan dunia nyata di dalamnya kita tetap sepenuhnya sadar bahwa sebetulnya lukisan kekurangan satu dimensi, yakni dimensi kedalaman. Pada saat menyadarinya maka kita akan mudah dibuat takjub dengan kedalaman realisme kemiripan yang mampu diberikan lukisan tanpa kedalaman asli dari dunia ini z. Namun demikian, dalam tahap lebih lanjut untuk mengapresiasinya lebih jauh lagi, terdapat beberapa aspek yang harus kita lakukan selain terjebak pada mempertanyakan arti atau maksud dari seniman, maupun sekedar tenggelam dalam keindahan karyanya atau menyanjungi keterampilan senimannya. Dengan catatan, sebetulnya melakukan kedua hal itu pun tidak masalah, terutama ketika kita memang sedang ingin berekreasi semata. Mengapresiasi Karya Seni Rupa Dua Dimensi Untuk mampu mengapresiasi karya seni rupa dua dimensi dengan lebih tajam, kita harus mampu mengamati objeknya berdasarkan apa yang kita lihat dan apa yang kita rasakan. Setidaknya, analisis sederhana harus terlibat dalam proses apresiasi karya seni rupa dua dimensi. Analisis tersebut dapat sesederhana mempertanyakan hal-hal sebagai berikut ini. Apa bahan yang digunakan dalam berkarya seni rupa dua dimensi tersebut? Teknik apa yang digunakan dalam berkarya seni rupa dua dimensi tersebut? Alat-alat apa yang digunakan dalam berkarya seni rupa dua dimensi tersebut? Unsur-unsur seni rupa apa yang terdapat pada karya seni rupa dua dimensi tersebut? Objek apa yang terdapat pada karya tersebut? Bagaimana penataan unsur-unsur seni rupa yang ada pada karya seni rupa dua dimensi tersebut? Apakah karya tersebut memiliki fungsi benda pakai? Atau sekedar hiasan semata? Karya seperti apa atau versi yang bagaimana karya yang menurut kita paling menarik? Mengapa? Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 2. Setelah melakukan analisis struktur atau analisis formal secara bentuk fisik yang telah kita lakukan di atas, kita dapat mempertanyakan hal lainnya. Misalnya, amati kembali gambar karya seni rupa dua dimensi tersebut dengan saksama, adakah makna simbolis yang tampak atau berbicara pada bentuk, objek, dan unsur-unsur rupanya? Jika ada, cobalah tunjukkan dan uraikan simbol apa saja yang kita temukan pada karya-karya seni rupa dua dimensi tersebut. Analisis simbol akan memudahkan kita untuk mengetahui maksud atau arti dari lukisan yang kita amati. Sebetulnya, masih banyak pisau analisis lain yang dapat digunakan untuk meneliti perihal makna atau pesan yang dipancarkan oleh suatu karya seni rupa dua dimensi. Namun, memahami simbol juga sudah cukup membawa kita pada daya apresiasi karya seni rupa dua dimensi yang lebah baik. Ragam Jenis Karya Seni Rupa Dua Dimensi Berdasarkan berbagai cara dan teknik untuk mengapresiasi karya seni rupa dua dimensi di atas dapat disadari bahwa ternyata kita membutuhkan pengetahuan lebih pula agar dapat mengapresiasi karya dengan lebih baik. Setidaknya kita harus mengetahui jenis, fungsi, alat, teknik, nilai estetis, dan berbagai aspek lain agar dapat melakukan apresiasi karya seni rupa dua dimensi dengan baik. Kita dapat memulainya dengan mengenal beberapa ragam jenis karya seni rupa dua dimensi yang akan dipaparkan di bawah ini. Berdasarkan bahannya, ragam jenis karya seni rupa dua dimensi meliputi seni kriya kulit, kriya logam, kriya kayu, dan sebagainya. Sementara itu, berdasarkan tekniknya terdapat karya seni batik, seni ukir, seni pahat, kriya anyam, dan sebagainya. Selanjutnya, pengkategorian jenis karya seni rupa berdasarkan waktu perkembangannya, meliputi karya seni rupa pra sejarah, tradisional, klasik, modern, pos modern, kontemporer, dan sebagainya. Selain berdasarkan bahan, teknik, dan waktu, karya seni rupa dapat dikategorikan juga berdasarkan fungsi atau tujuan pembuatannya. Melalui pengategorian berdasarkan fungsi ini kita mengenal karya seni rupa terapan dan seni rupa murni untuk membedakan kegunaan praktis dari karya seni rupa tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan fungsi khusus kita dapat mengategorikan karya seni rupa yang memiliki fungsi sosial, ekspresi, pendidikan, keagamaan, dan sebagainya. Pengategorian karya ini sangat kita perlukan terutama dalam kegiatan kritik dan apresiasi. Mengapa kita harus melakukan pengategorian tersebut? Karena setiap jenis karya membutuhkan fokus atau perhatian berbeda pula. Contohnya, kita tidak dapat membandingkan karya seni rupa tradisional dengan karya modern. Jika hal tersebut dilakukan, maka akan ada kesenjangan apresiasi meliputi berbagai teknologi baru yang kemungkinan serba mengalahkan karya tradisional. Keduanya tidak ada yang lebih baik maupun lebih buruk. Apresiasi apalagi kritik seni haruslah objektif dan adil. Nilai Estetis Karya Seni Rupa Dua Dimensi Nilai estetis, identik dengan keindahan dan keunikan sebuah karya seni rupa. Boleh dibilang memang benar seperti itu, namun keindahan bukanlah satu-satunya nilai estetis. Nilai estetis sebuah karya seni rupa terutama dipengaruhi oleh keharmonisan dan keselarasan penataan unsur-unsur rupanya. Nilai estetis dapat juga bersifat subjektif sesuai selera orang yang melihatnya. Pengalaman pribadi, lingkungan, dan budaya di mana seseorang tinggal dapat menyebabkan nilai estetis sebuah karya seni rupa berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya. Sebuah karya seni rupa menjadi indah dan unik karena kemampuan perupanya memilih dan memvisualisaikan objek pada bidang garapannya melalui pengolahan unsur-unsur rupa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui dan mampu membedakan berbagai unsur-unsur rupa yang terdapat pada karya agar dapat mengapresiasinya dengan baik. Medium Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi Perwujudan sebuah karya seni rupa sangat dipengaruhi medium yang digunakan dalam proses pembuatan karya tersebut. Apa itu medium? Medium berasal dari kata âmediaâ yang berarti perantara. Istilah medium biasanya digunakan untuk menyebut berbagai hal yang berhubungan dengan bahan termasuk alat dan teknik yang dipakai dalam berkarya seni Susanto, 2011. Keterampilan dalam mengolah bahan, menggunakan alat, dan penguasaan teknik yang baik sangat diperlukan untuk mewujudkan sebuah karya seni yang berkualitas. Oleh karena itu, hilangkan asosiasi bahwa keterampilan mewujudkan karya yang berkualitas berkaitan langsung dengan bakat seseorang. Keterampilan tersebut sebetulnya dipengaruhi oleh ketekunan dalam berlatih. Hanya saja mungkin beberapa orang sudah gemar berlatih sendiri tanpa menjadi beban sedari dulu. Setiap jenis karya seni rupa menggunakan medium yang khas dalam proses perwujudannya. Beitu juga dalam berkarya seni rupa dua dimensi. Berkat kekhasannya itulah pengategorian karya seni rupa dua dimensi yang dinamai sesuai dengan bahan atau teknik pembuatannya. Ambil contoh seni lukis, medium yang umum dikenal dalam berkarya seni lukis adalah kuas, kanvas, dan cat. Perupa menyapukan cat menggunakan kuas pada permukaan kanvas untuk menciptakan bentuk-bentuk yang unik. Selain kanvas, medium lain juga dapat digunakan untuk berkarya lukisan. Terdapat pula lukisan yang menggunakan medium papan kayu board, kertas, kaca, dan sebagainya. Jenis cat yang digunakan dalam melukis juga sangat banyak, ada yang berbasis air, ada yang berbasis minyak, ada yang berbentuk padat, dan ada juga yang berbentuk cair. Penggunaan alat, bahan, dan teknik dalam proses pembuatan karya seni lukis dapat menyebabkan efek visualisasi yang berbeda-beda pula. Adakalanya kita dengan mudah mengetahui medium yang digunakan dalam berkarya seni lukis, tetapi ada kalanya kita sulit untuk membedakan penggunaan alat, bahan, dan teknik pada sebuah karya seni lukis terutama jika hanya melihat gambar reproduksinya saja dari buku katalog atau layar smartphone. Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi Berkarya seni rupa dua dimensi adalah kegiatan proses menggunakan alat dan bahan tertentu melalui keterampilan teknik berkarya seni rupa untuk memvisualisasikan gagasan, pikiran, dan atau perasaan seorang perupa pada bidang dua dimensi. Berikut adalah beberapa langkah sederhana yang dapat diikuti untuk mulai berkarya seni rupa dua dimensi. Mencari ide atau gagasan berkarya Menuangkan ide atau gagasan berkarya ke dalam sketsa Memindahkan sketsa ke atas kanvas Mempresentasikan karya seni Gunakanlah salah satu alat, bahan, dan teknik yang pernah pernah kita pelajari. Jika sudah, cobalah berkarya kembali menggunakan objek, alat, bahan, dan teknik yang berbeda-beda. Rasakan dan kemukakan objek mana yang paling menarik perhatian kita. Alat, bahan dan teknik apa yang paling kita sukai? Setelah itu coba kembangkan objek yang ingin kita lukis dan jika perlu coba kombinasi alat dan bahan lainnya agar kita dapat mengembangkan kreativitas karya seni rupa kita. Referensi Tim Kemdikbud. 2018. Seni Budaya XII. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
1 Menonjolkan kemiripan gambar lukisan dengan objek yang dilukis sesuai dengan aslinya. 2. Teknik dan kemampuan para seniman menjadi senjata utama. 3. Mengusung tema lukisan yang indah tapi berdasarkan kemurniannya. 4. Naturalisme merupakan bentuk apresiasi seniman terhadap keindahan alam sekitar. 5.
Aliranini umumnya dijadikan seniman sebagai bentuk apresiasi mereka terhadap alam. Di dunia karya seni rupa, aliran ini menjadi aliran dengan tingkat seni yang tinggi dan memiliki peminat yang banyak. Terbukti dari tidak sedikitnya contoh lukisan Naturalisme yang begitu fenomenal, bersejarah serta mempunyai harga yang tinggi.PosIndonesia khusus menerbitkan prangko yang bergambar reproduksi lukisan Potret Diri, sebuah lukisan terkenal yang Barli buat di tahun 1974. Meninggal Dunia : Pelukis Barli Sasmitawinata meninggal pada Kamis 8 Februari 2007 sekitar pukul 16.25 di Rumah Sakit Advent, Bandung pada usia 86 tahun. 06zeR30.